Laman

Minggu, 02 Oktober 2011

Surat Untuk Kekasih part (II)

Mungkin aku tak mengerti arti warna

Mungkin karena aku belum belajar

Namun waktu terus berlalu

Kelabu pun semakin kelam

Gelap membisu menerpa bumi

Sungguh aku tak mengerti

Mengapa waktu berlalu begitu cepat

Tak peduli apa yang ku alami

Tak mengerti apa yang terjadi

Namun biarkan waktu berlalu

Biarkan aku sendiri disini

Dalam gelap awan kelabu

Aku tak ingin terjadi yang tak ku mau

Semoga Tuhan mengerti isi hatiku

Hanya kepadaNya aku dapat mengadu

Tempat bersandar setiap langkahku

Karena aku tak ingin

Ada yang terluka karena diriku

Aku tak ingin

Ada yang tersakiti karena diriku

Semoga Tuhan mengerti tentang ini

Aku tak ingin ada kesedihan

Aku tak ingin ada kepedihan

Aku hanya ingin ada keindahan

Walau pun bukan diriku yang menikmatinya

Namun aku turut merasakannya

Karena hidup itu memang indah

Seindah kata itu sendiri

Namun aku harus belajar

Belajar tentang arti kehidupan

Belajar menghargai hidup

Belajar tentang keadilan

Belajar menghargai keikhlasan

Hanya kehidupan dalam keikhlasan

Yang patut aku pelajari

Karenanya aku dapat merasakan

Keindahan dalam setiap langkah

Karena Tuhan Maha Berkehendak

KehendakNya tidak pernah buruk pada hambaNya

Hanya saja kita yang memandang buruk kehendakNya

Namun perlu kita tahu

Bahwa dibalik kehendak Tuhan ada makna

Makna yang mungkin kita tidak tahu

Karena aku memang bodoh

Tidak pernah berfikir

Tentang apa yang aku lakukan

Tidak pernah berfikir

Kenapa aku melakukannya

Bukankah rumput mengajariku kehidupan

Kehidupan yang mungkin orang tidak tahu

Namun kepada rumputlah aku belajar

Aku memang tidak tahu

Tapi aku harus tahu

Walau duri menusuk dalam hati

Walau luka selalu menemani

Sebagai penghias harihariku

Namun itu hanya pandangan mata

Karena apa yang dilihat oleh mata

Semua itu tidak benar

Karena yang benar hanya ada dalam hati

Hati tidak pernah dusta

Hanya karena kata semua terjadi

Padahal kata hanyalah bualan semata

Bualan orang yang tidak punya hati

Sebagaimana hati itu yang sebenarnya

Mungkin aku harus belajar pepatah

Namun tak tahu dari arah mana

Mungkin aku harus mengatakannya

Namun tak tahu harus mulai dari mana

Aku hanya ingin

Kau jalani hidupmu dengan indah

Seindah yang kau inginkan

Jalan yang kau dambakan

Sebagaimana orang-orang mendambakannya

Sebagaimana yang terbetik

Dalam hati, fikiran dan ucapanmu

Karenya aku harus belajar

Belajar merangkai kata dan mengalunkannya

Namun kepada siapakah aku harus belajar

Ooh Tuhan

Hanya kepadaMulah aku memohon ridhaMu

Waktu terus berjalan detik demi detik

Meninggalkan aku sendirian disini

Bersama gelapnya awan kelam

Mungkin itulah warna hidupku

Warna yang menjadi takdirku

Warna yang harus aku jalani

Dalam melangkahi setapak demi setapak bumi

Mungkin aku harus belajar realita

Realita kehidupan yang tak mungkin berubah

Namun aku harus melepaskan semuanya

Semua yang ada dalam hatiku

Yang tak mungkin terwujud

Yang ada hanya dalam mimpi

Aku harus menghapus semuanya

Demi suatu kehidupan yang lain

Aku harus melepaskan semuanya

Walaupun tak sanggup tangan ini melakukannya

Walaupun diri ini tak sanggup menjalaninya

Walaupun hati ini beradu dalam kelam

Namun tak kuasa aku menahannya

Tak sanggup lagi diri ini menanggungnya

Mungkin karena suatu kebiasaan yang berbeda

Mungkin karena sesuatu yang berbeda

Mungkin karena sesuatu yang lain

Namun semua itu hanya liku-liku jalanan

Karena rumput mengajariku kehidupan

Kehidupan yang sungguh berbeda

Walau pun dalam hati kecilku masih berharap

Harapan yang tak diharapkan

Ada cahaya yang meneranginya

Cahaya dari rembulan yang purnama

Yang menghiasi kelamnya jalanan

Dibalik awan yang kelam

Untuk hati yang selalu kelabu

Dalam menjalani hidup yang kelam

Walau pun naluri berkata berbeda

Namun kenyataan berkata lain

Sungguh sesuatu yang berbeda

Walau dalam hati berkata tidak

Namun realita yang mengatakannya

Mungkin hanya itu yang aku jalani

Jalan tanpa cahaya yang menerangi

Namun aku hanya berharap

Semoga Tuhan menerangiku

Dengan cahayaNya yang abadi

Cahaya yang menjadi penghiburku

Dikala aku lelah

Dikala aku susah

Agar aku dapat merasakan ketulusan

Ketulusan dalam jiwaku

Yang tertanam dalam khatulistiwa hati

Dalam menikmati alam yang berseri

Menghirup udara yang segar

Terima kasih Tuhan

Yang selalu bersamaku dalam setiap langkahku

Yang selalu menemani jalanku

Terima kasih Tuhan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengen Juga Punya Web Seperti ini Hub. +6282136494745